Sodara Bersyukurlah kita jika sampai pada hari ini Alloh masih memberikan karunia
kepada kita berupa fisik yang sehat. Otak kita masih bisa berfikir dengan
jernih. Mata kita masih tajam dalam membedakan antara jauh-dekat, hitam-putih
serta indahnya alam semesta ini. Begitupun dengan kaki, buktinya kita masih bisa melangkahkan diri ketempat
dimana kita bertujuan. Begitu pun dengan seluruh fungsi organ yang lainnya saat
ini dan semoga seterusnya masih menempati fungsinya dengan baik. inilah yang
disebut kondisi tubuh yang normal /sehat.
Namun bagaimanakah kiranya jika kita mengalami keadaan fisik yang tidak
normal dari biasanya, yang sering kita sebut sebagi penyakit. Tentu menderita
rasanya, bukan..?
Biasanya orang yang sedang sakit merasakan suatu hal yang disebut dengan istilah penderitaan.
Contoh; kamu mungkin pernah merasakan sakit gigi. Ketika sehat, gigi tersebut
merupakan bagian mekanis pertama dari sistem pencernaan manusia. Seluruh
makanan dari yang keras sampai dengan yang paling alot sekalipun dilumat habis
oleh gigi kita. Setiap harinya kita menggunakan gigi ini kira-kira 3 kali untuk
menggerus 3 piring makanan di tambah dengan cemilan lainnya. Berarti setahunnya
gigi kita kira-kira telah menggerus makanan yang masuk kedalam mulut kita
sekitar 1.095 piring makanan ditambah dengan seabreg makanan cemilan yang
mungkin jumlahnya lebih banyak. Namun apa jadinya jika mengalami yang dinamakan
sakit gigi. Jangankan satu piring, satu sendok saja masuk makanan kedalam mulut
kita, sakitnya bukan main. Gigi yang selama
ini berjasa besar, saat itu tidak bisa berbuat banyak. Justru menimbulkan
masalah.
Gara-gara gigi yang sakit, kepala ikut menjadi pening.hati tidak tenang,
cenderung emosional. Wah pokoknya gawat deh..!
Sikap pertama yang biasanya diambil adalah berhenti dari memakan makanan
yang membuat gigi menjadi sakit, hindari makanan yang banyak mengandung gula,
dan sejenisnya.
Sikap kedua yang
biasanya diambil adalah mencari obat atau datang ke dokter. Kemudian dengan
sabar dilanjutkan dengan terapi pengobatan yang telah disarankan.
Sakit gigi baru satu dari sekian banyak sakit yang biasanya diderita oleh
manusia. Padahal masih ada sakit flu, sakit mata, sakit perut hingga sakit
hati. Begitu banyak diri kita dikelilingi oleh penyakit.
Dimulai dari Penyakit.
Apa itu penyakit
Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada mahluk, atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau kelainan sistem jaringan
pada organ tubuh mahluk hidup, atau sesuatu yang mendatanggkan keburukan[1].
Secara umum penyakit tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Ada banyak
gangguan-gangguan yang membuat hidup ini menjadi
tidak normal. Bagi orang-orang yang menyadarinya pastilah merasa tidak enak, menderita.
Dan sesegera mungkin ingin sembuh. Percaya-gak percaya sebenarnya setiap diri
kita terancam banyak sekali penyakit, atau jangan-jangan tanpa kita sadari,
diri kamu sedang mengidap salah satu dari penyakit-penyakit tersebut.
Klasifikasi Penyakit
Setidaknya kita bisa mengklasifikasikan dalam hidup ini pada 2 kelompok
besar penyakit. Pertama : penyakit Fisik. Kedua: penyakit non-Fisik.
Penyakit Fisik
Penyakit fisik, adalah penyakit yang selama ini kita familiar mengenalnya. Merupakan seluruh
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau kelainan sistem jaringan
pada pada organ tubuh mahluk hidup. Sifatnya menyerang organ-organ fisik.
Biasanya temporari dan sebagian besar dapat dengan mudah ditemukan obatnya,
atau mudahnya tinggal datang ke dokter yang bersangkutan.
Penyakit non-Fisik
Penyakit jenis kedua; penyakit non-Fisik. Tipe penyakit ini tidaklah
menyerang fisik. Namun memiliki dampak yang sama terhadap kehidupan. Gangguan /
ketidaknormalan. Bahkan penderitaan. Penyakit ini juga jumlahnya banyak. Namun
masih dipertanyakan obatnya yang mujarab.
Penyakit non-fisik ini bisa kita klasifikasikan kedalam 3 kategori; yaitu :
Pertama; Penyakit akal
Penyakit akal,
adalah kondisi akal yang tidak sebagaimana mestinya; setidak-tidaknya dalam
paradigma dan isi. Akal ini tentunya diciptakan Alloh memiliki fungsi tertentu,
tidak asal jadi. Akal yang sehat seharusnya bisa menyampaikan diri manusia
kepada keimanan, bahkan taqwa dengan segala input dari indra yang diproses di
akal.
Dan tidak
ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan
kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
[10:110]
Allah
menganugerahkan al hikmah kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar
telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah
yang dapat mengambil pelajaran .(2:269)
Akal yang sehat adalah akal yang bisa mengambil pelajaran, dan hikmah dan
menuju kepada keimanan. Tentunya akal yang sehat juga bisa mengenali dengan
baik tentang apa yang benar, apa yang salah, tahu prinsip apa yang harus
dipegang. Apa saja yang bisa menyelamatkan dan apa saja yang bisa
menjerumuskan. Akal yang sehat juga bisa mengenali siapa-siapa yang merupakan
teman dan siapa musuh. Akal yang familiar dengan sinyal-siyal hidayah, akal
yang akrab dengan qur’an. Setiap input dari kehidupannya senantiasa berbuah
keimanan dan amal sholeh.
Sedangkan akal yang sakit / tidak sehat, adalah akal yang kesulitan, bahkan
tidak bisa mengambil pelajaran, hikmah apalagi menuju kepada keimanan. Akal
yang sakit, biasanya salah kaprah dalam mengenali apa yang benar, apa yang
salah, salah kaprah dalam apa yang harus dipegang. Tidak peduli tentang apa
menyelamatkan dan apa saja yang bisa menjerumuskan. Akal yang juga salah
memposisikan tentang siapa-siapa yang merupakan teman dan siapa musuh. Akal
yang familiar dengan sinyal-sinyal kemaksiatan, akal yang asing dengan Qur’an.
Setiap input dari kehidupannya senantiasa berbuah dosa dan kemaksiatan.
Ke dua; Penyakit Qolbu
Penyakit non-fisik yang kedua adalah penyakit Qolbu. Biasanya Qolbu berpenyakit, gara-gara dimulai aqal yang
berpenyakit. Salah persepsi, salah paradigma, menyebabkan salah juga dalam
itiqod juga salah dalam niat. Akibatnya qolbu yang tidak terpelihara ini akan
memiliki hasil yang negatif terhadap setiap input dari aqal. Dan keimanan tidak
akan bisa tumbuh subur dalam lahan qolbu seperti
ini. Setiap datang sinyal-sinyal hidayah tidak akan direspon sebagaimana
mestinya.
Dan
sesungguhnya dalam Al Qur'an ini Kami telah ulang-ulangi , agar mereka selalu
ingat. Dan ulangan
peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari .17:41
Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka
ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau
mengikuti peringatan dan yang takut
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah
mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
[36:10-11]
Dari ayat-ayat diatas jelas, bahwa ada orang-orang yang justru menghindari
kebenaran. Dan mereka itu adalah orang yang kurang baik dalam mempergunakan
akal mereka.
Ke Tiga; Penyakit Masyarakat / Sistem
Penyakit non-fisik yang ketiga adalah penyakit masyarakat, penyakit yang
menjangkiti suatu komunitas, bukan secara individu. Biasanya penyakit tipe ini
terbangun oleh individu-individu yang yang berpenyakit akal dan qolbunya. Bentuk dari penyakit ini
biasanya berupa tatanan, mekanisme, sistem kehidupan bermasyarakat yang tidak
benar. Masyarakat yang membiarkan
perzinahan terjadi. Sistem kehidupan yang menyelenggarakan bentuk-bentuk
kegiatan pelanggaran syari’at, memfasilitasi maksiat dan menghalalkan yang
haram, mengharamkan yang halal. Sistem kehidupan yang menyuruh kepada
kemungkaran dan melarang keberadaan setiap aktivitas yang ma’ruf.
Contoh klasik dalam kisah-kisah Qur’an adalah masyarakat Fir’aun +
pengikutnya di zaman N Musa, atau Namrudz+pengukitnya di Zaman N Ibrahim.
Mereka merupakan sampel bentuk kehidupan, masyarakat tatanan, sistem hidup yang
tidak normal berdasarkan Qur’an.
serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya
serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka
Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat
lagi amat keras siksaan-Nya.
[8:52]
Islam sebagai terapi Akal
Sebagaimana yang telah kita urai tadi, Akal yang sehat adalah akal yang
bisa mengambil pelajaran, hikmah dan menuju kepada keimanan. Akal yang bisa
mengenali dengan baik tentang apa yang benar, apa yang salah, tahu prinsip yang
harus dipegang. Apa saja yang bisa menyelamatkan dan apa saja yang bisa
menjerumuskan. Akal yang sehat juga bisa mengenali siapa-siapa yang merupakan teman dan
siapa musuh. Akal yang familiar dengan sinyal-siyal hidayah, akal yang akrab
dengan Qur’an. Setiap input dari kehidupannya senantiasa berbuah keimanan dan
amal sholeh.
Semoga....!!!
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.