Home » » Saatnya berubah !!!

Saatnya berubah !!!

Manusia kan tempatnya khilaf dan salah...., setidaknya itu ucapan yang biasa di ucapkan oleh kebanyakan orang setelah berbuat Dosa/maksiat atau kesalahan, nah biasanya orang yang keseringan berkata begitu akhirnya diam seribu bahasa tanpa ada perubahan sedikitpun, sobat...!!! Diam tentunya bukanlah suatu solusi. Tetapi haruslah ada perbaikan. Perbaikan dari awal. Secepatnya!... yaitu sekarang!!

Nah sob sedikit neh ane berikan petunjuk, bimbingan menuju perubahan tersebut? Hehhehe sebetulnya sih ini bukan petunjuk dari ane sih, tapi petunjuk dari yang Maha memberi petunjuk yaitu Alloh SWT, Insya Alloh petunjuk, bimbingan yang membuat Alloh memaafkan kita, sekaligus membersihkan masing-masing diri kita dari segala kejahiliyahan yang pernah bersarang dalam diri bahkan mungkin sudah berkarat. Okeh deh sob langsung aja neh....

Taubat sebagai solusi; obat dan media peningkatan diri.

Solusi yang diberikan Alloh kepada kita adalah dengan satu kata. Yaitu Taubat!
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada Allah dan tulus ikhlas agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
[4:146]
Langkah2 membersihkan diri

Taubat merupakan langkah awal bagi setiap orang yang akan melakukan perbaikan diri. Tetapi pemahaman mengenai taubat juga tidak dalam arti dari keadaan berdosa menuju perbaikan diri. Tetapi taubat juga berati upaya peningkatan diri. Tapi jelas, kedua-duanya merupakan upaya untuk tetap hidup dalam garis Tauhid.

Taubat menurut imam Haramain (Abdul Ma’ali al-Juwaini) adalah meninggalkan keinginan untuk kembali melakukan perbuatan dosa seperti yang telah dia lakukan sebelumnya dengan motif membesarkan Alloh dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya.

Taubat hendaklah dilakukan dengan sebenar-benarnya taubat, bukan main-main, tetapi sadar bahwa jalan inilah yang akan menyelamatkan dirinya. Memasang janji yang kuat dalam qolbu, bahwa sejak saat ini diri akan bertaubat, dan akan berupaya penuh untuk memenuhi janjinya tersebut. Berupayalah sebisa mungkin untuk tidak lalai / lupa akan janji kita.

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
[59:19]

Menurut Al-ghozali ada 3 hal yang mengkerangkai setiap perbuatan, yaitu Ilmu hal / Keadaan dan Amal. Begitupun halnya dengan taubat. Sesorang harus mengerti, tahu ilmu tentang apa itu dosa, kemudian kenapa harus taubat. Setelah itu dirinya mengambil keputusan hati untuk beritiqod untuk melakukan perbaikan diri. Sehingga hati / jiwanya senantiasa diliputi oleh semangat perbaikan diri. Baru setelah itu akan terlihat wujudnya dalam amal fisiknya.

Taubat bisa diibaratkan seperti seorang pembalap mobil off road, lalu ia salah mengambil rute Rally. Pada saat ia tersadar bahwa ia telah jauh tersesat dari lintasan yang ditetapkan oleh panitia Lomba, maka ia pasti akan kembali ketitik awal dimana terakhir kalinya ia yakin masih dalam rute yang benar.

Kemudian dengan serta merta ia bergegas memacu mobilnya secepat mungkin. Karena sang pembalap tadi sadar bahwa secara waktu ia minimal telah rugi 2 kali. Kerugian pertama ia telah menyia-nyiakan waktunya untuk menempuh rute rally yang salah. Kerugian yang kedua ia harus menyediakan waktu untuk ngebut kendaraannya kembali rute awal yang benar.

Sehingga kalau ia termasuk pembalap yang sadar jika sedang “balapan”, maka ia minimal harus “menggeber” kendaraannya minimal 2 kali lipat dari sebelumnya, agar ia minimal bisa mengejar ketertinggalannya dari pembalap-pembalap yang lainnya.

Begitupun dengan taubat. Ketika sadar bahwa telah menempuh jalan yang salah / batil, maka sesegera mungkin berhenti, lalu berupaya mencari dan kembali ke jalan yang benar.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
[3:133]
Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
[3:135]

Maka langkah taubat yang benar setelah ia sadar, kemudian kembali titik awal.. adalah Ash-laha.. yaitu mengejar ketertinggalan dengan sungguh-sungguh.

Ashlaha diartikan sebagi perbaikan, maksudnya melakukan perbaikan ruhaniyyah dan jasmaniyyah menuju keridloan Alloh sejati.

Perbaikan ini pula diartikan sebagai memurnikan kembali fitroh kita. Beberapa langkah Aslaha dicantumkan dalam Alqur’an sebagai berikut;

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ,
[30:30]

adalah menghadapkan, menyesuaikan, memasukkan diri dan kehidupan kita kepada dien yang sesuai dengan fitroh diri, yaitu Dien Alloh.

Langkah selanjutnya adalah berupaya melaksanakan syariat Islam dengan benar. Kemudian hidup bersama-sama dengan orang yang benar / shodiq.

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
[9:119]

Berjanji setia untuk memurnikan tauhid kepada Alloh, hidup bersyari’at Islam, dan berkepemimpinan Alloh Rosul dan Orang-orang yang beriman.

Hal yang serupa telah terjadi pada sahabat Nabi bernama Umar bin Khottob. Selama ini ia telah menjadi orang yang sangat keras memerangi Islam. Kemudian Beliau yang pada sadar bahwa selama ini ia telah salah. Salah dalam mengambil konsep kebenaran, salah dalam berprinsip. Salah dalam memandang siapa yang harusnya dijadikan teman, siapa yang harusnya jadi lawan. Salah memilih pimpinan, salah mengambil masyarakat, salah dalam bersistem, berideologi, salah aqidah… tegasnya tauhidnya salah.

Kemudian setelah ia sadar akan kekeliruannya tadi maka bersegeralah ia mencari Rosullulloh SAW. Untuk apa ?

Untuk berangkat mencari kawan baru.. yaitu Nabi dan para sahabatnya yang sodiq dan Sholih…. Untuk apa ?

Untuk berjanji setia; bahwa sejak saat itu ia akan betul-betul bertauhid, tidak akan musyrik, musyrik dalam segala implentasinya, sekaligus hidup hanya dengan aturan, syariat Alloh, yaitu syariat Islam.. dan yang terakhir siap dibina, dibimbing dan dipimpin oleh Rosululloh SAW dalam masyarakat, pemerintahan Islam. Yang semua itu disimpulkan dalam 2 kalimah Syahadah.

Dan setelah itu Jadilah Umar, sebagai orang yang Ash-laha. Yaitu orang yang memicu amal sholehnya. Yang dulunya adalah penentang Islam, kini ia akan memenggal kepala siapa saja yang berani mengganggu Rosululloh dan sahabatnya. Yang dulunya adalah orang yang sangat membela dan cinta kepada kejahatan, kebatilan.. tapi kini ia adalah orang yang memiliki kebencian yang mendalam terhadap kepada kebatilan, tegas… memiliki sikap furqon yang jelas antara yang haq dan batil.

Inilah gambaran contoh orang yang bertaubat. Ia bertaubat dengan segenap jiwanya. Bahkan sampai akhir hayatnya. Tinggal semua yang kita bicarakan tadi akan kembali kepada pertanyaan yang sangat esensi, bagaimanakah dengan diriku?

Jika setiap orang yang sadar bahwa ia telah salah kemudian mereka bergegas untuk memutihkan diri kepada Islam. Adapun pula mereka yang sadar bahwa hidup ini sangat memerlukan peningkatan maka mereka juga tetap kembali kepada Alloh dan melakukan Ashlaha…

Percepatan perbaikan....siapa takut???

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.