Duh, memangnya ada muslimah nyebelin?
Harusnya sih muslimah menjadi sosok menyejukkan, yang membawa kedamaian dan bukan malah bikin sebel.
Kenyataannya ada aja muslimah yang dianggap nyebelin. Mungkin juga oleh sesama muslimah. Tengok deh kiri kanan kita, depan belakang. Mungkin kamu akan dengan gampang aja nemuinnya. Atau, lihat ke cermin. Waa... jangan-jangan muslimah nyebelin itu kita sendiri!
Lho, kok bisa?
Ya, bisa dong. Bagaimanapun, muslimah juga manusia, dan manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Kalau begitu, kenapa yang kita soroti harus muslimah bukan orang umum?
Sebab muslimah dengan kerudung dan aktivitas keislamannya, punya sosok manis dan izzah (kewibawaan) yang harus dilindungi. Sebab orang menilai Islam dari pengikutnya.
Ajarannya sendiri mah mulia banget, gak ada cela. Tapi cela yang dibuat oleh followernya yang bikin image Islam terpuruk.
Berjilbab gak membuat seorang muslimah jadi malaikat. Sepakat, kan?
Berjilbab menunjukkan sebagai muslimah, dia sudah membuat satu komitmen ‘taat’ yang lebih dibanding muslimah lain. Tentu saja komitmen harus terus diperbaharui, serta ditambah dengan komitmen ‘taat’ lain yang masih sederet.
Di luar itu, proses menjadi hamba Allah yang lebih baik harus terus dilakukan. Meskipun selamanya mungkin kita gak bakalan mencapai titik sempurna itu.
Kita mulai intip yuk, apa aja sih yang membuat muslimah jadi nyebelin dan gak asyik dijadiin teman gaul?
Tapi sebelumnya, harus disepakati dulu, definisi nyebelin di sini bukan berarti tiap hari kita membuat orang lain ngamuk-ngamuk lalu merasa aman ketika gak ada yang marah-marah sama kita. Bukan itu.
Nyebelin di sini maksudnya, kalau in any way, kamu mengganggu kenyamanan orang lain. Apakah hati, pikiran, rasa, atau bahkan panca indra.
Nah, orang-orang yang terganggu atau menjadi sebel dengan satu sisi darimu (gak berarti sebel secara keseluruhan), ada yang langsung bicara dan memberitahu, tapi gak sedikit yang dengan berbagai alasan memilih bungkam.
Ini yang bahaya. Mereka diam, bukan karena gak bermasalah atau gak pernah terganggu. Kebanyakan merasa gak enak, takut ribut, takut nimbulin masalah sebab banyak orang yang gak siap dikritik, atau diberi tahu kekurangnnya. Atau ada juga yang memang gak kenal sama kamu, dan cuma kebetulan ketemu di bis, wartel, angkot, atau mall, jadi ya... ngapain ngasih tau, toh setelahnya gak ketemu lagi.
Soal kritik itu, Al Ghozali mengumpamakan orang yang memberimu masukan sebagai orang yang menyelamatkanmu, ketika kamu duduk di atas sebuah kursi dengan nyaman, sedangkan diam-diam seekor ular melingkar di bawah kursimu.
Haruskah kita marah terhadap orang yang memberi tahu sehingga kita bisa lari dan selamat dari gigitan atau lilitan ular?
Harusnya sih gak. Masa kita marah sih padahal dia udah nyelamatin hidup kita?
Begitupun kekurangan. Sedikit atau banyak, kekurangan seharusnya disempurnakan, biar muslimah bisa jadi hamba Allah yang lebih baik dari hari ke hari. Biar muslimah bisa menjadi contoh yang membawa orang lain pada kebaikan.
Tapi, gimana kalau kita tidak pernah tahu apa kekurangan kita?
Inilah gunanya saling mendengar, menasihati, memberi masukan, dan saling legowo menerima kritik.
“Let’s be a better muslimah everyday!”
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.