Home » » Nikmatnya Hidup Ber-Qur’an

Nikmatnya Hidup Ber-Qur’an


Hidup berqur’an itu nikmat. Allah sendiri yang menegaskan hal itu dalam firman-Nya: 

“Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (Q.S. Thaha: 2).


Sebaliknya, kebinasaan akan menimpa kepada orang yang kufur terhadap nikmat Allah Swt ini. 
“Tidakkah engkau tahu, tentang orang-orang yang seharusnya mensyukuri nikmat Allah (Qur’an), tetapi sebaliknya mereka mengingkarinya dan mereka menempatkan kaumnya dalam kebinasaan?” (Q.S. Ibrahim: 28)

Mengapa dengan berqur’an hidup menjadi nikmat? Karena Qur’an itu penuh barakah, Qur’an itu segala-galanya, sarat dengan petunjuk bagi individu maupun masyarakat. 

Allah Swt jelaskan, 
“Dan Al-Qur’an ini adalah suatu kitab yang mempunyai keberkahan yang telah Kami turunkan. Apakah kamu akan mengingkarinya?” (QS. Al-Anbiya: 50) 

Kalau kita mau berhasil mengendalikan diri, bacalah Qur’an. Kalau kondisi masyarakat ingin berubah, bacalah Qur’an dan tegakkanlah isi kandungannya. Pribadi-pribadi masyarakat Arab sebelum Islam, juga sistem pengabdiannya kepada Tuhan telah rusak, orang bahkan sudah tenggelam dalam kehidupan yang zhulumat (gelap). Setelah berjumpa dengan Qur’an mereka mampu mengubah sikap hidup secara drastis. Dari kegelapan kepada cahaya, dari kejahiliyahan kepada keimanan. 

Sentuhan ayat pertama dari Qur’an: “Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan,”, telah menyadarkan orang untuk berbenah diri secara aqidah. Dari percaya kepada banyak Tuhan (politheisme), kepada satu Tuhan yang Esa, Allah Swt. Selanjutnya mereka menjadikan Allah sebagai satu-satunya wali (pemimpin/pelindung) mereka. 

Kesadaran itu kemudian berkembang ke dalam sikap hidup mereka. Hanya Allah lah yang pantas disembah. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu termasuk dirinya, bukan berhala-berhala itu. Dia-lah yang memelihara hidup ini. Seiring dengan bimbingan yang diberikan oleh Rasulullah Saw, pemahaman mereka semakin kental dan kuat dengan wahyu. Jiwanya dibalut semangat Qur’an. Dan mereka bangga hidup bersama Qur’an.

Dari sinilah kemudian terlahir kekuatan spiritual. Tumbuhlah dalam diri mereka kesadaran bahwa ada sesuatu Dzat yang mengatur dan mengendalikan alam ini. Sesaat pun Dia tidak pernah lengah atas kekuasaan-Nya. Dia-lah Dzat yang menurunkan perundang-undangan untuk jagad raya berupa Qur’an.

Maka kalau kekuatan spiritual kita memadai, di sanalah kita akan mampu berpacu dan berkompetisi. Sedikit pun kita tidak lemas menghadapi aneka kondisi terkini. Kita sadar, Allah-lah yang mengendalikan ini semua. Allah tidak pernah tidur dan merasa ngantuk, sehingga tidak pernah lalai memberikan bimbingan kepada hamba-hamba-Nya. 

Kesadaran kita tentang Tuhan pada ayat pertama “Iqra’” telah dapat membangun spiritual yang melahirkan tauhid rububiyah, di mana kesadaran dan kekaguman muncul bahwa Allah sebagai pencipta, pengatur, dan pelindung jagad raya, kemudian secara otomatis akan bertauhid uluhiyah, dia akan melihat kemuliaan Allah dalam persada kehidupan ini.

Inilah rangkaian kesadaran dari orang yang disentuh Qur’an. Setelah memiliki kesadaran bahwa Allah Swt sebagai pelindung, pemelihara, selanjutnya terlihatlah olehnya betapa kemuliaan Allah terhampar di alam ini. Dialah Raja dari segala penguasa. Kesadaran ini kemudian diteruskan dengan jiwa pengabdian kepada Allah sepenuhnya. 

Setiap langkah-langkahnya diatur dengan langkah-langkah pengabdian. Terus disebarluaskan rahmat Tuhan. Dalam dirinya pun muncul rasa sayang kepada semua makhluk Tuhan. Tidak ada rasa ingin merugikan orang lain. Dia ikhsan kepada makhluk, ihsan kepada manusia.

Inilah yang harus kita bangun, agar di masa depan tercipta suasana hidup saling mencintai dan saling menyayangi. Terus membangun sistem persaudaraan kemanusiaan, mempererat temali persaudaraan Islam. Menebarkan Islam sebagai rahmat bagi alam semesta seperti yang dituntunkan Qur’an merupakan konsep kehidupan yang mesti ditegakkan segenap kaum Muslimin. 


Inilah konsep hakiki kebersamaan.


0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.