Bisa kita singkirkan gagasan bahwa agama baru itu dibawa ke Asia Tenggara lewat kegiatan dakwah. Kata “dakwah” itu sendiri menyesatkan. Sampai tahun-tahun terakhir, ajaran-ajaran Nabi tidak pernah disebarkan lewat kegiatan meng Islam orng secara terorganisasi. Pedagang-pedagang dari Gujarat yang datang ke Indonesia pastilah tidak datang dengan tujuan menyebarkan agama mereka. Dalam beberapa kasus, perpindahan agama disebabkan keyakinan, dalam kasus lain disebabkan oleh motif-motif kepentingan tersdembunyi dan non religius.
Paragrap diatas adalah cuplikan dari buku “nusantara sejarah Indonesia” karangan Bernard H.M. Viekke seorang sejarawan orientalis Belanda yang edisi pertamanya diterbitkan pada tahun 1943, buku ini diterjemahkan dan dicetak ulang tahin 2008 oleh gruup Gramedia dan freedom institute.
Bernard H.M. Viekke adalah pendukung kuat “teori Gujarat” teori tentang tempat asal Islam di Nusantara yang digagas oleh J.P. Moquette yang melanjutkan gurunya C. Snouck Hurgronje yang menyatakan Islam dating ke Indonesia berasal dari wilayah Malabar dan Coromandel disekitar abad ke-12 yang berargumen dari “teori batu nisan”. Beberapa sarjana lain yang menduking teori ini antara lain R.A. Kern, R.O. Winsstedt, J. Gonda dll. Arah pesan dari teori “gujarat” atau teori “batu nisan” lainnya bahwa jelas sejarah agama Islam ke Indonesia adalah tanpa misi. Islamisasi Indonesia bukan merupakan proses dakwah yang menjadi misi dari risalah Nabi Muhammad Saw.
Anehnya teori-teori ini menjadi rujukan bagi sejarawan Indonesia, yang artinya sebuah anomali atau kekecualian yang terjadi terhadap sejarah islam di Indonesia terhadap sejarah-sejarah islam lainnya. Bila para kholifatur rosul rasyidiyah mengembangkan dominasi islam sampai kewilaah Eropa yaitu Andalusia (Spanyol), maka tidak demikian dengan Indonesia atau Asia Tenggara. Beliau-beliau tidak luput atau tidak care atau masa bodoh dengan umat manusia yang sebelum masa rosululloh Saw telah menjadi jalur sutra perdagangan.
Lalu bagaimanakah dengan misi risalah bahwa rosul Muhammad pemimpin seluruh umat manusia di belahan bumi manapun? Sebagaimana proklamasi risalah dalam Al Qur’an surat Al A’raf ayat 158.
158. Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
Berdirinya Negara Islam di kepulauan Indonesia-Melayu merupakan satu bukti kuat yang tak bisa terbantahka. Islam Indonesia telah membentuk institusi politik paling awal pada abad ke 13. meskipun, pembentukan institusi politik Islam dibeberapa daerah tidak sama waktunya. Di Sumatra ada beberapa diantaranya yang telah mengalami perkembangan dalam abad 12 dan 13. abad 15 menjadi saksi munculnya Negara-Negara Islam baru di medan Sejarah terutama di tanah jawa.
Adanya Fakta tersebut menunjukan sejarah Islam di Indonesia tidak sekedar sejarah “teori batu nisan” tetapi perjuangan penegakan Islam, sejarah membangun peradaban baru peradaban Islam. Tegaknya institusi politik Islam di bumi Nusantara bukan dengan politik “sim sala bim” . tetapi oleh tekad kuat melaksanakan misi penegakan Islam yang dimulai dengan jalan DAKWAH.
Proyek dakwah bukan proyek iseng dari para pedagang entah dari Gujarat, Persia, Cina atau Arab. Mereka adalah para Saudagar juga Ulama. Para Da’I yang mengemban misi Nabi. Memang tidak mungkin proses Islamisasi yang besar-besaran dilakukan hanya melalui proses perdagangan dan perkawinan. Akan tetapi melalui proses ini telah terjadi conditioning pertama yang melahirkan komunitas Islam disepanjang pesisir pantai Sumatera dan Jawa. Proses selanjutnya dilakukan oleh para Da’I yang terus-menerus secara kontnyu dan istiqomah menggarap proyek dakwah.
De-Islamisasi
Tidak bisa dipungkiri bahwa penulisan sejarah Indonesia berkembang sejak zaman penjajahan Belanda, ilmuwan-ilmuwan Belanda memainkan peranan penting dalam mengungkap fakta histories mengenai peradaban bangsa Indonesia. Dominasi historiografi orientalis belanda semacam C. Snouck Hurgronje, Bernard H.M.Vlekke dan lainya dalam men-generalisasi sejarah telah membawa pada kesimpulan bahwa “ejarah Islam Tanpa Misi”
Kenapa ini terjadi? Secara sederhana dapat kita fahami tentang adanya motif politik dalam penulisan sejarah. C. snouck Hurgronje, diantaranya yang sebagaitink tank tukang mikirnya pemerintahan Hindia Belanda untuk mendepolitisasi islam bahwa Islam no politik yang ada Islam ubudiyyah . konseptualisasi Islam Ubudiyah dan penghapusan Islam politik ini yang kental dalam politik Islam Hindia Belanda yang semata-mata untuk melanggengkan penjajahan dan membunuh ruh jihad ummat Islam.
Agaknya pola membangun citra Islam Ubudiyyah ini dilanjutkan oleh dinasti-dinasti penguasa bangsa Indonesia selanjutnya. Pernyataan yang menhentakan bagi Ummat Islam diantaranya: “Tidak ada negara dalam Islam” oleh seorang intelektual yang nota bene tokoh Islam.
Akhirnya mengungkap fakta histories perjuangan negara Islam di Indonesia seperti “menata ulang korek api yang sudah berserakan”. Mencari fakta sejarah dalam kubanga Lumpur historiografi Islam bukan persoalan sederhana, tapi pasti ada.
Paragrap diatas adalah cuplikan dari buku “nusantara sejarah Indonesia” karangan Bernard H.M. Viekke seorang sejarawan orientalis Belanda yang edisi pertamanya diterbitkan pada tahun 1943, buku ini diterjemahkan dan dicetak ulang tahin 2008 oleh gruup Gramedia dan freedom institute.
Bernard H.M. Viekke adalah pendukung kuat “teori Gujarat” teori tentang tempat asal Islam di Nusantara yang digagas oleh J.P. Moquette yang melanjutkan gurunya C. Snouck Hurgronje yang menyatakan Islam dating ke Indonesia berasal dari wilayah Malabar dan Coromandel disekitar abad ke-12 yang berargumen dari “teori batu nisan”. Beberapa sarjana lain yang menduking teori ini antara lain R.A. Kern, R.O. Winsstedt, J. Gonda dll. Arah pesan dari teori “gujarat” atau teori “batu nisan” lainnya bahwa jelas sejarah agama Islam ke Indonesia adalah tanpa misi. Islamisasi Indonesia bukan merupakan proses dakwah yang menjadi misi dari risalah Nabi Muhammad Saw.
Anehnya teori-teori ini menjadi rujukan bagi sejarawan Indonesia, yang artinya sebuah anomali atau kekecualian yang terjadi terhadap sejarah islam di Indonesia terhadap sejarah-sejarah islam lainnya. Bila para kholifatur rosul rasyidiyah mengembangkan dominasi islam sampai kewilaah Eropa yaitu Andalusia (Spanyol), maka tidak demikian dengan Indonesia atau Asia Tenggara. Beliau-beliau tidak luput atau tidak care atau masa bodoh dengan umat manusia yang sebelum masa rosululloh Saw telah menjadi jalur sutra perdagangan.
Lalu bagaimanakah dengan misi risalah bahwa rosul Muhammad pemimpin seluruh umat manusia di belahan bumi manapun? Sebagaimana proklamasi risalah dalam Al Qur’an surat Al A’raf ayat 158.
158. Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
Berdirinya Negara Islam di kepulauan Indonesia-Melayu merupakan satu bukti kuat yang tak bisa terbantahka. Islam Indonesia telah membentuk institusi politik paling awal pada abad ke 13. meskipun, pembentukan institusi politik Islam dibeberapa daerah tidak sama waktunya. Di Sumatra ada beberapa diantaranya yang telah mengalami perkembangan dalam abad 12 dan 13. abad 15 menjadi saksi munculnya Negara-Negara Islam baru di medan Sejarah terutama di tanah jawa.
Adanya Fakta tersebut menunjukan sejarah Islam di Indonesia tidak sekedar sejarah “teori batu nisan” tetapi perjuangan penegakan Islam, sejarah membangun peradaban baru peradaban Islam. Tegaknya institusi politik Islam di bumi Nusantara bukan dengan politik “sim sala bim” . tetapi oleh tekad kuat melaksanakan misi penegakan Islam yang dimulai dengan jalan DAKWAH.
Proyek dakwah bukan proyek iseng dari para pedagang entah dari Gujarat, Persia, Cina atau Arab. Mereka adalah para Saudagar juga Ulama. Para Da’I yang mengemban misi Nabi. Memang tidak mungkin proses Islamisasi yang besar-besaran dilakukan hanya melalui proses perdagangan dan perkawinan. Akan tetapi melalui proses ini telah terjadi conditioning pertama yang melahirkan komunitas Islam disepanjang pesisir pantai Sumatera dan Jawa. Proses selanjutnya dilakukan oleh para Da’I yang terus-menerus secara kontnyu dan istiqomah menggarap proyek dakwah.
De-Islamisasi
Tidak bisa dipungkiri bahwa penulisan sejarah Indonesia berkembang sejak zaman penjajahan Belanda, ilmuwan-ilmuwan Belanda memainkan peranan penting dalam mengungkap fakta histories mengenai peradaban bangsa Indonesia. Dominasi historiografi orientalis belanda semacam C. Snouck Hurgronje, Bernard H.M.Vlekke dan lainya dalam men-generalisasi sejarah telah membawa pada kesimpulan bahwa “ejarah Islam Tanpa Misi”
Kenapa ini terjadi? Secara sederhana dapat kita fahami tentang adanya motif politik dalam penulisan sejarah. C. snouck Hurgronje, diantaranya yang sebagaitink tank tukang mikirnya pemerintahan Hindia Belanda untuk mendepolitisasi islam bahwa Islam no politik yang ada Islam ubudiyyah . konseptualisasi Islam Ubudiyah dan penghapusan Islam politik ini yang kental dalam politik Islam Hindia Belanda yang semata-mata untuk melanggengkan penjajahan dan membunuh ruh jihad ummat Islam.
Agaknya pola membangun citra Islam Ubudiyyah ini dilanjutkan oleh dinasti-dinasti penguasa bangsa Indonesia selanjutnya. Pernyataan yang menhentakan bagi Ummat Islam diantaranya: “Tidak ada negara dalam Islam” oleh seorang intelektual yang nota bene tokoh Islam.
Akhirnya mengungkap fakta histories perjuangan negara Islam di Indonesia seperti “menata ulang korek api yang sudah berserakan”. Mencari fakta sejarah dalam kubanga Lumpur historiografi Islam bukan persoalan sederhana, tapi pasti ada.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.