Pemuda
hari ini memimpin di masa depan. Potongan hadist tersebut mengisyaratkan banyak
pesan yang begitu besar bagi pemuda di masa kini yang harus menjadi konsep bagi
seorang pemuda muslim. Salah satu pesan yang tersirat adalah pentingnya untuk
menyiapkan pemuda guna arah tujuan hidup masa depan. Darul Arqam salah satu
tempat penggemblengan pemuda jaman Rasullulah saw perlu kita teladani kembali.
Permasalahan pemuda bukan masalah yang mudah, tetapi sebuah masalah yang
komplek yang perlu kajian secara menyeluruh.
Dari
tangan-tangan mereka lah terbitnya fajar Islam. Bagaimna tidak pada waktu itu
usia Rasullulah saw sendiri pun baru menginjak empat puluh tahun ketika beliau
diangkat menjadi rasul. Sedangkan Abu Bakar pada waktu itu berusia tiga tahun
lebih muda dari usia Nabi SAW. Bahkan Umar bin Khatab masih berusia 27 tahun,
dan Ali Ra adalah oarng termuda dari keempat khalifah tersebut. Selain itu para
pemuda yang digembleng Rasullulah saw juga para tokoh mujahid yang tangguh,
seperti Abdullah bin Mas’ud, Abdul Rahman bin Auf, Al Arqam bin Al Arqam, Sa’id
bin Zaid. Muhs’ab bin Umair, Bilal bin Rabah, Ammar bin Yasir dan puluhan
bahkan ratusan pemuda lainnya.
Melihat
pemuda muslim sekarang seaakan tersesat di dunia yang tidak bersahabat. Penuh
pertentangan hingga sulit tetapkan arah tujuan. Hanya pemuda yang memiliki
keimanan, keikhlasan, Tekad, dan Usaha yang kuat yang mampu hadang segala
problematika di era ini. Landasan iman adalah jiwa yang suci. Landasan
keikhlasan adalah hati yang jernih. Landasan tekad adalah semangat yang kuat
membara. Landasan usaha ialah kemauan yang keras dan landasan pengorbanan
adalah aqidah yang kokoh.
Berbeda
ketika Islam berjaya di daerah seperti Syam, daratan Irak yang subur,
Andalusia, mesir, Al Jazair, daratan Afrika, India, daratan Cina, dan seluruh
jagat raya ini. Semua daerah tersebut mengandung kabar berita tentang nenek
moyang kita yang gagah berani dan mulia. Daerah-daerah itu sarat akan
nilai-nilai Iman dan Islam. Mereka telah menyerap ilmu pengetahuan di berbagai
mesjid, entah itu Mekah, Madinah, Al Aqsha, Kordoba, Al Azhar, dan Umawi.
Mereka menyimpan segudang kebanggan dan kemuliaan , ilmu, kebudayaan, tatanan
nilai dan prinsip. Mereka telah membina mental spiritual umat. Mereka telah
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, melenyapkan simbol-simbol paganisme
(kemusyrikan) serta menyemaikan benih-benih tauhid, keadilan, ukhuwah, dan
persamaan.
Kejayaan
Islam di tangan para pemuda muslim membuka efek yang begitu besar. Sehingga
kemerdekaan bukan hanya kiasan ataupun isapan jempol tetapi hadir menjadi
pemecah rantai perbudakan, berfikir terbuka guna tauhid yang mulia di saat akal
pikiran terkungkung oleh tirai kemusyrikan. Banyak prestasi yang pernah diraih
pemuda muslim meski sejarah barat tak mencatatnya. Tetapi semua itu hidup bukan
hanya sebagai catatan saja melainkan menjadi tangga menuju Islam yang jaya.
Kembali pada permasalahan pemuda muslim masa kini yang seakan kehilangan
‘pegangan’ menjadi PR besar bagi semua elemen masyarakat mulai dari lingkungan
terkecil keluarga,sahabat, sekolah hingga pemerintah yang notabene negara
muslim terbesar di dunia. Yang sangat miskin memberikan penanaman konsep-konsep
seorang pemuda muslim. Lantas siapa yang harus bertanggungjawab?
Menyadari
kesalahan adalah salah satu langkah untuk berubah. Bukan
tuduh sana-sini yang pada akhirnya masalah utama tidak terselesaikan. Ataupun
berdebat hingga esensinya tidak dikupas secara tuntas. Tidak semua pemuda
muslim saat ini berada dalam kesesatan masih banyak pemuda muslim yang merintis
kembali jalan kemuliaan meski dengan jumlah yang lebih sedikit. Tulisan ini
merupakan representasi pengalaman, keprihatinan, dan harapan penulis mengenai
nasib ”pemuda muslim”. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk memberi label atau
justifikasi pada satu institusi atau perseorangan, namun lebih pada sikap
kritis terhadap fenomena yang telah penulis alami (secara riil) serta sebisa
mungkin memberi alternatif pemecahan masalah. Hingga benarlah Islam sebagi Furqon.
Melihat
salah satu tempat pergulatan pemuda yaitu sekolah, maka seharusnya sekolah
mampu menjadi media pembelajaran keislaman, pengembangan diri pemuda muslim
hingga memiliki pandangan Islam yang jernih. Seharusnya sekolah hadir sebagai
orang tua kedua. Yang mampu mengayomi dan membimbing anak didiknya menuju
kepribadian pemuda muslim yang tangguh. Dengan berbagai kegitan ekstrakulikuler
yang mendukung seperti kegiatan kerohanian (ROHIS) sebuah wahana aktivitas
pengembangan wawasan yang mengedepankan nilai-nilai Islami dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut
pandangan penulis maka kegiatan Rohis sebagai kegiatan ekstrakulikuler hukumnya
“wajib” guna pembentukkan Akhlaq guna membaca ayat-ayat Kauniyah Allah swt yang
tersebar di alam (dalam QS 41:53, 3:190). Bukan hanya kecerdasan intelektual
saja yang utama. Tetapi kecerdasan secara spiritual pun sangat diperlukan guna
pembentukkan Akhlaq dan tauhid yang kuat. Melalui berbagai macam pembinaan atau
kaderisasi yang dihadirkan seperti training dan mentoring yang sinergis. Rohis
sangat berperan sebagai inkubator pembelajaran dan pengembangan bagi pemuda
muslim hingga mampu menjadi “agen da’wah” untuk diri dan lingkungannya. Hingga
kecerdasan Akhlaq dan Tauhid mampu mengawal kecerdasan intelektual, emosional dan
Spiritual menuju kecerdasan yang hakiki yang tentunya lebih Allah ridhai.
Karena pemuda muslimin adalah satu-satunya tempat melabuhkan semua harapan.
Pemuda Islamlah penentu kebangkitan dan eksistensinya.
Dalam
kehidupan umat Islam, masjid mempunyai peranan penting dalam berbagai segi
kehidupan, baik itu ruhani, keilmuan, pendidikan,maupun kemasyarakatan. Menurut
ajaran Islam semua bumi adalah masjidnya ummat Islam , yaitu setiap muslim
boleh melakukan shalat di sembarang tempat, kecuali di atas kuburan dan tempat
yang bernajis.
Mesjid
menjadi salah satu tempat penggemblengan niali-nilai Islam bagi seluruh bagian
dari Islam terutama pemuda sebagai pemimpin masa depan. Perhatian Rasullulah
saw dan para sahabatnya untuk mengajak anak-anaknya ke mesjid begitu besar.
Mesjid sebagai media pengenalan da’wah adalah sebuah media yang sangat efektif
dan memiliki pengaruh yang sangat besar. Mesjid hadir bukan sebagai tempat
ritual keagamaan saja, melainkan mampu menjadi media penyambung umat tempat
bertukarnya pemikiran, sehingga tidak heran pusat-pusat da’wah Islam dahulu
berbasis di mesjid. Yang dimana memakmurkan mesjid pun mendapat pahala dan
cinta kasih yang besar dari Allah dan selalu dalam petunjuknya seperti tersurat
dalam QS At-Taubah 9:17-18.
Mesjid
bisa menjadi indikator yang merefleksikan keimanan seseorang. Keteraturan dalam
Shalat yang dilaksanakan di Mesjid banyak menyimpan cerita hikmah, mulai dari
kerapatan shaf shalat yang melambangkan persamaan dan kekompakan dalam Islam
hingga kegiatan lain yang memiliki banyak arti, semua itu menjadi pengaruh yang
kuat bagi pembentukkan akhlak pemuda muslim.
Media pembelajaran bagi pemuda muslim bukan hanya dua tempat yang disebutkan di atas saja, melainkan masih banyak media lain yang mampu mengembangkan kepribadian pemuda muslim guna penyelamatan aqidah dan akhlaqnya. Janji Allah pasti akan terwujud, bahwa Islam akan kembali berjaya. Maka seperti yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna bahwa “Umat harus bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda.” Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan ruhiyah .
Media pembelajaran bagi pemuda muslim bukan hanya dua tempat yang disebutkan di atas saja, melainkan masih banyak media lain yang mampu mengembangkan kepribadian pemuda muslim guna penyelamatan aqidah dan akhlaqnya. Janji Allah pasti akan terwujud, bahwa Islam akan kembali berjaya. Maka seperti yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna bahwa “Umat harus bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda.” Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan ruhiyah .
Rasulullah
SAW gemilang menyeru ummat ke jalan-Nya, mengubah karakter ummat dari zaman kegelapan
menuju jalan penuh cahaya yang ditempuh hampir 23 tahun. Salah satu pilar
strategi keberhasilannya adalah karena Rasul memiliki kekuatan suri tauladan
yang sungguh luar biasa, maka dengan ketauladan beliau lah kita jadikan batu
pijakan. Ketauladanan beliau dalam masalah pemuda begitu banyak, sehingga tidak
ada lagi alasan kita untuk tidak mengikuti langkahnya.
Pilihan kini berada ditangan kita, untuk menjadi umat pengganti atau yang tergantikan. Waktu akan terus bergerak baik kita diam ataupun beraktifitas. Hari ini kita pemuda besok jadi pemimpin dan lusa menyatu dengan tanah. Hingga penulis (PB-Pemuda Muslimin Indonesia) berpesan untuk diri dan seluruh pemuda muslim hadapilah hidup ini dengan keimanan dan ketabahan, jangan takut, jangan menyerah karena sesungguhnya Allah swt menyertaimu.. Allahu Akbar....
Pilihan kini berada ditangan kita, untuk menjadi umat pengganti atau yang tergantikan. Waktu akan terus bergerak baik kita diam ataupun beraktifitas. Hari ini kita pemuda besok jadi pemimpin dan lusa menyatu dengan tanah. Hingga penulis (PB-Pemuda Muslimin Indonesia) berpesan untuk diri dan seluruh pemuda muslim hadapilah hidup ini dengan keimanan dan ketabahan, jangan takut, jangan menyerah karena sesungguhnya Allah swt menyertaimu.. Allahu Akbar....
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.