Home » » DIGOLONGAN YANG LEMAH TERLETAK KEKUATAN

DIGOLONGAN YANG LEMAH TERLETAK KEKUATAN

Saudara Pemuda Islam, Dizaman agresi dan “pendudukan" penduduk kota-kota besar meninggalkan kota, mengungsi ke-desa-desa dan pegunungan.
Dikota keamanan tak ada, makanan susah. Didusun dipinggir gunung ada perlindungan, makanan cukup. Orang desa, Pak Tani menerima mereka dengan tangan terbuka, suka membagi hasil pertanian dengan para tamu.
Banyak keluarga kota yang belum pernah mencoba hidup didusun, baru itulah mengenal alam kehidupan dan tabiat bangsanya yang terbanyak itu, yang tinggal di-gubuk-gubuk, tapi sederhana, peramah dan baik budi.
Banyak penduduk dusun yang diwaktu itulah baru dapat mengenal dari dekat hasil kecerdasan orang-kota. Mendapat rawatan dari dokter dan bidan, mendapat ni'mat penerangan dan pengetahuan sekedar yang dapat ditangkapnya tentang apa yang “ada didunia" ini.
Dipinggir gunung kota-dan-desa bertemu. Berpegangan tangan, berpadu menjadi satu. Membangkitkan satu kekuatan, yang tak dapat dipatahkan musuh.

Perpaduan itu tidak lama.

Zaman darurat berakhirlah sudah ! Kota-kota besar ramai kembali. Orang kota,-dokter, bidan, guru, cerdik pandai meninggalkan desa, pulang kembali “kedunia-kecerdasan", dimana ada lampu listrik dan air ledeng.

Berpisahlah kota dari desa.

Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, penuh sesak. Dan setiap hari bertambah sesak. Tiap-tiap kapal yang masuk pelabuhan membawa ratusan orang, tua muda ke-kota-kota besar. Katanya diluar kota tak ada mata-pencaharian. Kota besar diharapkan memberi sekedar syarat hidup !

Kekota ! Kekota !

Semua kekota, ibarat laron g mengejar lampu yang terang cemerlang. Tapi ibarat larong pula, sudah banyak yang hangus kepanasan. Sementara itu daerah yang lengang bertambah sunyi. Sunyi dari tangan pencangkul tanah. Sunyi dari penggali sumber kehidupan baru. Sunyi dari pengetahuan penyusun tenaga yang terpendam. Desa-sunyi, sunyi kembali seperti dulu. Soalnyapun masih soal semenjak dulu. Soal “dapur yang tak berasap — soal punggung yang tak bertutup — soal cangkul-patah yang tak berganti — soal idjon pemerasan lintah darat — soal malaria dan penyakit cacar". Soal p a r a d o x yang telah berumur ber-abad-abad.
Soal kemelaratan di-tengah-tengah kekayaan alam yang ber-timbun-timbun.

Saudara-saudara !
Saudara generasi ber-abad-abad itu.

Didesa !

Disana, didesa terletak potensi bangsa. Disana terletak tenaga terpendam. Tenaga raksasa, yang sedang tidur dipangkuan si lemah.

Bangunkan !

Susun, kerahkan ber-sama-sama. Bersama dengan kekuatan-muda saudara yang masih bersih, dengan idealisme saudara yang sudah ada.

Dengan jiwa saudara yang masih bersih dan dengan idealisme saudarayang ber-kobar-kobar. Lepaskan mereka dari cengkeraman kelesuan, kejahilan,putus asa, dan kemelaratan l

“Hanya dengan tenaganya kaum lemah kamu mendapat pertolongan dari pada-Nya untuk mencapai kemenangan" —, I n n a m a t u n s ar u n a b i d l u'a f a i k u m !", demikian ajaran Muhammad s.a.w.

6 Oktober 1951

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.