Alkisah adalah sekumpulan orang berlayar dengan sebuah kapal.
Untuk menjalankan kapal itu dibagilah pekerjaan kepada anak-anak kapal, masing-masing mempunjai tugas yang tertentu. Ada mualimnya, ada djurumudinja dan ada tukang menjalankan mesin-mesin menempati ruang, tempat tugas kewadjibannja.
Karena djauhnja perjalanan dan beratnya pekerdjaan, masing-masing anak kapal merasai tjape yang amat sangat. Orang-orang diruang atas asyik dengan tugasnya, dan orang-orang dibawah dekat mesin mandi keringat, kepanasan dan kehausan. Untuk melepaskan lelah dan dahaga, orang-orang diruang atas dengan mudah dapat menjauk air dari laut. Akan tetapi anak kapal yang diruang bawah harus memandjat keatas atau berteriak minta diberikan air kepada orang diruang atas, barulah mereka mendapat air.
Aturan yang mesti selalu dituruti didalam kapal itu, sudah ada, yaitu hendaklah orang diruang atas selalu memperhatikan anak kapal yang diruang bawah, kalau-kalau ada yang kekurangan dan hendaklah selalu men-dengar-dengar kalau ada, teriakan minta sesuatu dari bawah, untuk segera dapat diuruskan. Kalau tidak demikian, nanti ada anak kapal yang kepanasan diruang bawah mentjari jalan mengambil air dari dinding kapal, sebab ia tahu dari sana dekat air. la gatal tangan dan mengorek dinding kapal, untuk mendapat air.
Kalau terjadi demikian, nistjajalah kapal tadi akan karam tenggelam, dan binasalah mereka semuanya.
Anak kapal yang diruang bawah, janganlah sampai mengorek dinding kapal. Kalau kekurangan air, beritahulah pada orang diatas supaya ditimbakan air. Dan pun orang lain dalam kapal yang melihat mereka kekurangan, tolonglah sampaikan kepada ruangan atas. Dengan demikian terpeliharalah kerukunan dalam kapal itu, selamatlah perjalanan mereka.
Demikianlah ibaratnya kita mengendalikan Negara. Kita ini semuanya sedang berada dalam sebuah „Kapal Negara". Marilah kita sama-sama menjalankan tugas dalam ruangan masing-masing, dengan memelihara kerukunan antara segala anak kapal Negara dan penumpangnya.
„Djikalau kita mensyukuri ni'mat bernegara dengan menuruti hukum-hukum kerukunan didalamnja, kita akan mendapat tambahan ni'mat yang lebih banjak lagi. Tetapi manakala kita engkar akan aturan hukum itu, kita akan tenggelam semua dalam kesengsaraan".
Oleh M. Natsir.....
Madjalah Aliran Islam, Bandung
Oktober 1949
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.