“Bermanfaat karena sudah lewat masa bahayanya”
Bila orang berkata bahwa padi itu
berbahaya bila di makan, sebab padi bukanlah makanan manusia, maka ucapan itu
adalah benar. Padi memanglah berbahaya. Bila padi bersentuhan dengan kulit, dia
dapat mengakibatkan gatal dan penyakit kulit. Padi sungguh tidak ada gunanya
bagi manusia.
Sebaliknya, bila ada orang yang
berkata bahwa padi itu sangat diperlukan manusia karena padi itu sangat kaya
akan protein yang dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh manusia, maka ucapan
itupun benar. Padi memang sangat bermanfaat, ia merupakan makanan pokok
manusia. Padi sungguh besar manfaatnya bagi kehidupan manusia!
Kedua ucapan itu semuanya benar.
Kedua-duanya mengandung kebenaran yang tidak dapat di bantah lagi. Akan tetapi,
apabila dari kedua ucapan itu tampal seolah-olah ada pertentangan satu sama
lainnya , maka persoalannya ialah; bilakah padi itu berbahaya dimakan dan bila
pula padi itu bermanfaat di makan?
Bila sekiranya padi itu masih
berwujud gabah, belum lepas dari kulinya, maka tntu saja akan berbahaya bila
dimakan. Akan tetapi sbaliknya, bila padi itu brwujud beras, kulitnya telah
ditanggalkan dari dirinya, kemudian di olah menjadi nasi, maka jlaslah padi itu
sangat brmanfaat bagi manusia.
MANUSIA DAN MANUSIA
Dalam al-Qur’an ada menyatakan
manusia itu adalah makhluq yang brkeluh kesah bila mendapatkan keseusahan dan
kikir bila mendapatkan karunia berupa harta.
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.20.
apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,21. dan apabila ia mendapat
kebaikan ia Amat kikir, Al-Qur’an Surat al-Ma’arij (70):19-21
Di ayat lain al-Qur’an menerangkan
bahwa manusia itu adalah makhluk yang berbahaya dan manusia itu seperti
binatang, bahkan lebih sesat daripada binatang.
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka
Itulah orang-orang yang lalai. Al-Qur’an Surat al-‘Arof(7):179
Dalam ayat yang lain dinyatakan
pula bahwa manusia adalah makhluk yang terbaik susunannya. (QS ath-Thin :4);
makhluk yang di ciptakan untuk beribadah (adz-Dzariyat: 56) dan makhluk yang berguna
seta baik.
Kedua pernyataan Alloh dalam
al-Qur’an itu tampaknya seperti bertentangan, tetapi sebagaimana persoalan di
atas, masalahnya terletak pada; kapan manusia itu merupakan makhluk yang
berbahaya dan kapan pula ia merupakan makhluk yang bermanfaat?
Sebagaimana halnya gabah di atas,
sesungguhnya manusia terancam hidupnya bila ia tidak lepas dari ari-arinya,
tidak ditanggalkan tembuihnya. Slama ari-ari berhubungan dengan tubuhnya dan
tidak di putuskan, selama itu pula tidak bisa hidup dengan wajar dan
selanjutnya manusia akan menjadi binatang jalang, makhluk yang brbahaya
“kal-‘An’am”, seperti binatang bila manusia tidak mau menenggalkan difat
kbinatangannya. Manusia yang tidak mau memanusiakan kebinatangannya akan lebih
buas dari pada binatang itu sndiri. Dan oleh karena itu ia perlu di bersihkan
dengan jalan “ditumbuk”, di bersihkan dengan keikhlassan, menjadi manusia yang
dibersihkan gerak tindaknya dengan iman, berada di bawah asuhan Agama.
AWAS MANUSIA!!!
Sehubungan dengan itu Ibrahim bin
Adham, seorang ahli hikmah memberikan nasihat:
“awaslah! Berhati-hatilah terhadap bahaya manusia!
Ucapan ini tidak ada bedanya
dengan papan peringatan di depan sebuah rumah yang mempunyai seekor anjing
galak. “awas anjing galak”! hati-hatilah, jauhkanlah dirimu dari ancaman
kebuasan manusia! Ucapan ini bila kita fikirkan dan kita uji kebenarannya, maka
ucapan ini tidaklah salah. Memang sungguh tepat dan cocok dengan
kenyataan-kenyataan yang kita saksikan setiap hari.
Merupakan kenyataan yang tidak
dapat di bantah, bahwa perlengkapan modern yang diamanatkan kepada para penjaga
keamanan berupa bermacam-macam senjata dan alat-alat yang mutakhir itu
sesungguhnya adalah bukan untuk berburu binatang buas di hutan, tetapi
merupakan suatu perlengkapan untuk menjaga keamanan yang senantiasa di ganggu
manusia yang masih berwujud “gabah”.
Tidak sedikit penipuan, pmalsuan,
pencurian, korupsi atau hal-hal lain yang semacam itu terjadi dengan
mengakibatkan korban yang tidak sedikit serta kerugian yang tidak terkirakan
lagi. Semua hal itu terjadi bukan karena di rusak oleh binatang buas, tetapi di
sebabkan manusia yang rela untuk di binatangkan, manusia yang tidak suka di
manusiakan. Dan oleh karena itulah Ibrahim bin Adham menasihatkan agar kita
berhati-hati, menjauhkan dan berlepas diri dari tipu muslihat, kekejaman dan
keganasan manusia buas yang lebih buas daripada bintang yang lebih buas. Bila
kita tidak hati-hati terhadap mereka, tentualan kita akan menjadi mangsanya,
menjadi korban keganasan mereka. Awas manusia galak!!!
Hati-hatilah anda di waspadai
sesama anda, lepaskanlah gabah (sifat Kebinatangan) dari diri Anda!!!
JADILAH MANUSIA....!!!
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Hanya Baca Saja, Di Tunggu Komentarnya ^_^
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.